MUNYAK BUMI
( KAJIAN KIMIA )
Oleh:
Nama: Ni Putu Ayu
Ratih Pinarisraya
KATA
PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Tukan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau saya dapat menyelesaikan tugas Kimia tentang
Minyak Bumi.
Apa
yang tersurat dan tersirat didalam lembar kajian ini untuk siswa kelas XI SMA diharapkan
dapat membantu dan dipergunakan oleh para siswa sebagai pedoman untuk membelajari
dan menganalisis manfaat minyak bumi untuk kehidupan sehari-hari dan memotivasi siswa dalam menyusun karya tulis.
Demikian
paper ini saya rangkum agar dapat dipahami. Untuk kesempurnaan makalah ini saya
mohon saran dan kritik dari semua pihak yang membaca paper ini. Semoga segala
pikiran yang baik datang dari segala penjuru dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata saya ucapkan paramasanthi “om santhi, santhi, santhi, om”
Penulis
Denpasar,
31 Agustus 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sumber energi yang
banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari
minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad
renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu
mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur lambat laun berubah menjadi
batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Selain bahan bakar minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting.
Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu
jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat
sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai
jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam
merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dengan
sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak
bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri
pada pengolahannya. Hal ini juga mempengaruhi produk yang dihasilkan dari
pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang
minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak
bumi dan gas alam adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan
penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat
luas dan cukup memegang peranan penting kehidupan orang banyak.
Oleh karen itu sebagai
generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa
yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat
nanti bahan bakar ini habis.
1.2
Tujuan
a) Dapat mendeskripsikan
proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
b) Dapat menjelaskan
komponen-komponen utama penyusunan minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan
manusia.
d) Dapat mengetahui dampak
yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi
yang tidak sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai
macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana
(baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik,
atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Minyak Bumi mempunyai keunikan molekul
masing-masing yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan
viskositas.
Alkana (parafin) adalah hidrokarbon tersaturasi dengan
rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan
hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Umumnya
minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekul, meskipun jumlah
karbon lebih sedikit di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18)
akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana
(C16H34) akan disuling menjadi diesel (kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya
parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih
dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam
suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10),
digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang
lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8)
dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana dikenal dengan nama naptena adalah
hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada
karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon
tidak tersaturasi yang memiliki satu
atau lebih cincin planar karbon-6 disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon
dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika
dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat (bersifat karsinogenik).
Semua
jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengulingan minyak untuk
menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya.
Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran
utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan
bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) +
25 O2(g) → 16 CO2(g) +
18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Molekul-molekul ini akan diekstrak pada sebuah pelarut, kemudian dipisahkan
di kromatografi gas dan dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen
yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan
yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin
biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
2.2
Pembentukan
Minyak Bumi
Minyak bumi atau petroleum dijuluki sebagai emas
hitam, yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, dan berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Proses
terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.
Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelot (1866) yang menyatakan
bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (reaksi
antara batuan karbonat dengan logam alkali dan air menghasilkan asetilen) yang
dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH →
Minyak bumi
2.
Teori Organik
Teori Organik
dikemukakan oleh P.G. Macquir (1758) menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk
dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
Minyak bumi berada dalam
batuan sehingga disebut petroleum berasal
dari bahasa latin ‘petrus’
berarti batu.
2.3
Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil eksplorasi (pengoboran) berupa
minyak mentah (crude oil). Kadar unsure karbon dalam minyak bumi mencapai
80%-85% dan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dengan unsure lain
seperti nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
Komposisi
minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a)
Hidrokarbon Jenuh (alkana)
o
Dikenal dengan alkana atau parafin
o
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
o
Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
o
Senyawa penyusun diantaranya:
1.
Metana CH4
2.
Etana CH3 –
CH3
3.
Propana CH3 –
CH2 – CH3
4.
Butana
CH3 –
(CH2)2 – CH3
5.
n-heptana CH3 –
(CH2)5 – CH3
6.
iso oktana CH3 –
C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b)
Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
o
Dikenal dengan alkena
o
Keberadaannya hanya sedikit
o
Senyawa penyusunnya:
- Etena,
CH2 = CH2
- Propena,
CH2 = CH – CH3
- Butena, CH2 = CH – CH2 –
CH3
c)
Hidrokarbon Jenuh berantai siklik
(sikloalkana)
o
Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
o
Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
o
Senyawa penyusunnya :
d) Hidrokarbon aromatik
o
Dikenal sebagai seri aromatik
o
Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
o
Senyawa penyusunannya:
e)
Senyawa Lain
o
Keberadaannya sangat sedikit sekali
o
Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang,
nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
2.4
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang
peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus
diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai
utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan
(Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan,
diantaranya:
a
Pengolahan pertama “distilasi bertingkat” memisahkan fraksi-fraksi
minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang
disebut sangkup gelembung.
b
Pengolahan kedua “pemecahan (cracking)” contohnya pengubahan
minyak solah atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin. Ada dua cara proses
cracking yaitu:
Pemanasan (thermal
cracking) dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan rendah
Katalis (catalytic
cracking) dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida
c
Pengolahan ketiga dengan cara katalis dan pemanasan “reforming”
yaitu pengubahan bentuk molekul bensin kurang baik (rantai karbon lurus)
menjadi bensin lebih baik (rantai karbon bercabang).
d
Pengolah keempat “polimerisasi” yaitu penggabungan molekul-molekul
kesil menjadi besar.
e
Pengolahan
kelima “treating” yaitu pemurnian minyak bumi dengan menghilangkan pengotornya,
ada tiga tahap yaitu:
·
Copper
sweetening dan doctor treating adalah penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau tidak sedap.
·
Acid
treatment adalah penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
·
Desulfurzing
(desulfurisasi) adalah penghilangan unsure belerang.
f
Pengolahan
terakhir “blending” pencampuran terhadap 22 bahan penambahan (zat aditif) untuk
meningkatkan bilangan oktan antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan
methanol.
2.5
Produk
Hasil Pengolahan Minyak Bumi
tetraethyllead (TEL)
Rumus molekul Pb (C2H5)4
2.6
Bensin
Bensin adalah salah satu
jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor
yang dibentuk oleh n-heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18).
Bilangan oktan n-heptana=0 dan bilangan oktan isooktana=100 berarti bensin
mengandung 75% isooktana dan 25% n-heptana.
1. Tetraethyllead (TEL), logam Pb yang dibebaskan dari pembakaran bensin.
2.
Methyl Tertier Butil Eter (MTBE),
senyawa yang memiliki bilangan oktan 118 dan tidak mengandung logam timbal.
·
Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier
Amil Metil Eter (TAME)
·
Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir
Tersier Buthil Eter (MTBE)
·
Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
3.
Etanol, dengan
bilangan oktan 123 zat adiktif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran
bensin.
2.7
Kegunaan
Minyak Bumi
a
Bahan
bakar gas
Ø Liquifiend Natural Gas (LNG) disebut gas rawa terdiri dari 90% metana dan 10% etana
Ø Liquifiend Petroleum Gas (LPG) terdiri dari propane (C3H8)
dan butane (C4H10)
Bahan
bakar gas digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industry.
b
Bahan
bakar kendaraan bermotor
c
Minyak
pelumas untuk lubrikasi mesin-mesin
d
Bahan
pembuat sabun dan detergen
Kegunaan
Residu:
ü Paraffin dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin
ü Aspal sebagai pengeras jalan raya
Digunakan
sebagai bahan dasar industry petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal
dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1.
Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang
terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena (butilena) dan butadiena.
CH2 = CH2
CH2 = CH – CH3
Etilena
propilena
CH3 – CH = CH – CH3
CH2 = CH – CH = CH2
Butilena
butadiena
2.
Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah
benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3)
dan xilena (C6H4 (CH3)2
3.
Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas
yang merupakan campuran karbon monoksida
(CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut stean
reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi
stean reforming : CH4(g) + H2O
→ CO(g) + 3H2(g)
Reaksi
oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 →
2CO(g) + 4H2(g)
Petrokimia dari Olefin
Berikut
ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:
1.
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang
digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.
2.
PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat
pipa (pralon).
3.
Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol
yang digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari
etilena
CH2 = CH2 +
H2O → CH3 – CH2OH
4. Etilen glikol
atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di
daerah beriklim dingin.
Petrokimia dari Aromatik
Bahan dasar aromatik adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX).
Bahan dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana:
1. Stirena digunakan untuk
membuat karet sinetik
2. Kumena digunakan untuk
membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
3. Sikloheksana digunakan
terutama untuk membuat nylon
4. Benzena digunakan
sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena dan xilena
untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).
Petrokimia dan gas-sinetik
Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen.
Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:
1.
Amonia (NH3)
N2(g) +
3H2(g) → 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas
hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan untuk
membuat pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4];
pupuk ZA dan (NH4NO3);
amonium nitrat.
- Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) +
2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) →
CO(NH2)2(S) + H2O(g)
- Metanol (CH3OH)
CO(g) +
2H3(g) → CH3OH(g)
Sebagian besar
metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
- Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g) →
HCHO(g) + H2(g)
Formal dehida
dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat biologi.
Naptha atau Petroleum eter digunakan sebagai
pelarut dalam industri.
Kerosin (minyak tanah)
digunakan
sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.8
Dampak
Pembakaran Bahan Bakar Fosil
- Sumber
Bahan Pencemaran
o
Pembakaran Tidak
Sempurna
o
Menghasilkan asap yang
mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan
bakar (hidroksida).
o
Pengotor dalam Bahan
Bakar
o
Bahan bakar fosil
mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau
SO3).
o
Bahan Aditif (Tambahan)
dalam Bahan Bakar
o
Bensin yang ditambahi
tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2.
Asap
Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
sebenarnya tidak berbahaya, tergolong gas rumah
kaca sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas
karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak
diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit
pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin
seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke
sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun,
afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang
oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb →
COHb + O2
Jadi,
gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen
bagi tubuh.
Cara
mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan
bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang
dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap,
yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat
larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai
pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara
adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia,
tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang,
iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa
timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi.
Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti
sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih
hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3.
Pengubah
Katalitik
mengurangi
bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang
pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gasnitrogen. katalis
2CO(g) + 2NO(g) →
2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas
racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida
(jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah
katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4.
Efek
Rumah Kaca
Berbagai
gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet
tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar
matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan
bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap
karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek
rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan
bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat
penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari
gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi
sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5.
Hujan
Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH
sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon
dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut
hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g)
+ H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g)
+ H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g)
+ H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b.
Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan
bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut
dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s)
+ 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l)
+ CO2(g)
c.
Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal
dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang
menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur
dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan
minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar,
minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan
industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang
disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan
dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas
dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang
menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
udara.
Pencemaran lain adalah
gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih
mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen
menjadi menurun
Saran
Karena minyak bumi pembentukannya lama, maka kita harus berhemat
dalam pemanfaatannya agar minyak bumi itu tidak cepat habis dan penggunaan
bensin atau bahan bakar haruslah diganti yang tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan alam sekitarnya.
Daftar Pustaka
v Buku kimia SMU kelas 1 (Sutresna, Drs. Nana; 1994; Ganesa Exact
Bandung)
v Chemistry 2A facil (Sutresna, Drs. Nana; 2014; Grafindo Media
Pratama)
v Modul kimia 2a (Teguh Pangawanto, S.Pd.; 2013; CV Graha Pustaka)
v Buku KODING
Komentar
Posting Komentar