MUNYAK BUMI
( KAJIAN KIMIA )

Oleh:
Nama: Ni Putu Ayu Ratih Pinarisraya

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kehadapan Tukan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat beliau saya dapat menyelesaikan tugas Kimia tentang Minyak Bumi.
            Apa yang tersurat dan tersirat didalam lembar kajian ini untuk siswa kelas XI SMA diharapkan dapat membantu dan dipergunakan oleh para siswa sebagai pedoman untuk membelajari dan menganalisis manfaat minyak bumi untuk kehidupan sehari-hari dan memotivasi siswa dalam menyusun karya tulis.
            Demikian paper ini saya rangkum agar dapat dipahami. Untuk kesempurnaan makalah ini saya mohon saran dan kritik dari semua pihak yang membaca paper ini. Semoga segala pikiran yang baik datang dari segala penjuru dan  semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya ucapkan paramasanthi “om santhi, santhi, santhi, om”


Penulis
Denpasar, 31 Agustus 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting kehidupan orang banyak.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

1.2        Tujuan
a)      Dapat mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
b)      Dapat menjelaskan komponen-komponen utama penyusunan minyak bumi.
c)      Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d)     Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi
yang tidak sempurna.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Minyak Bumi mempunyai keunikan molekul masing-masing yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana (parafin) adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2. Umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekul, meskipun jumlah karbon lebih sedikit di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel (kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana dikenal dengan nama naptena adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n. Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan menimbulkan asap hitam pekat (bersifat karsinogenik).
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat pengulingan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Molekul-molekul ini akan diekstrak pada sebuah pelarut, kemudian dipisahkan di kromatografi gas dan dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

2.2        Pembentukan Minyak Bumi
Minyak bumi atau petroleum dijuluki sebagai emas hitam, yaitu cairan yang kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, dan  berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.      Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelot (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (reaksi antara batuan karbonat dengan logam alkali dan air menghasilkan asetilen) yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2.      Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh P.G. Macquir (1758) menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
Minyak bumi berada dalam batuan sehingga disebut petroleum berasal dari             bahasa latin ‘petrus’ berarti  batu.

2.3        Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil eksplorasi (pengoboran) berupa minyak mentah (crude oil). Kadar unsure karbon dalam minyak bumi mencapai 80%-85% dan sisanya merupakan campuran unsur hydrogen dengan unsure lain seperti nitrogen (0-0,5%), belerang (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
         Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a)      Hidrokarbon Jenuh (alkana)
o    Dikenal dengan alkana atau parafin
o    Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
o    Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
o    Senyawa penyusun diantaranya:
1.      Metana                        CH4
2.      Etana                           CH3 – CH3
3.      Propana                      CH3 – CH2 – CH3
4.      Butana                         CH3 – (CH2)2 – CH3
5.      n-heptana                    CH3 – (CH2)5 – CH3
6.      iso oktana                    CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b)      Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
o    Dikenal dengan alkena
o    Keberadaannya hanya sedikit
o    Senyawa penyusunnya:
    1. Etena,              CH= CH2
    2. Propena,         CH2 = CH – CH3
    3. Butena,            CH2 = CH – CH2 – CH3
c)      Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
o    Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
o    Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
o    Senyawa penyusunnya :   
capture-20130217-155454
d)     Hidrokarbon aromatik
o    Dikenal sebagai seri aromatik
o    Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
o    Senyawa penyusunannya:

capture-20130217-155541

e)      Senyawa Lain
o    Keberadaannya sangat sedikit sekali
o    Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)

2.4         Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan, diantaranya:
a         Pengolahan pertama “distilasi bertingkat” memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
b        Pengolahan kedua “pemecahan (cracking)” contohnya pengubahan minyak solah atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin. Ada dua cara proses cracking yaitu:
  Pemanasan (thermal cracking) dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan rendah
  Katalis (catalytic cracking) dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida
c         Pengolahan ketiga dengan cara katalis dan pemanasan “reforming” yaitu pengubahan bentuk molekul bensin kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin lebih baik (rantai karbon bercabang).
d        Pengolah keempat “polimerisasi” yaitu penggabungan molekul-molekul kesil menjadi besar.
e         Pengolahan kelima “treating” yaitu pemurnian minyak bumi dengan menghilangkan pengotornya, ada tiga tahap yaitu:
·         Copper sweetening dan doctor treating adalah penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.
·         Acid treatment adalah penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
·         Desulfurzing (desulfurisasi) adalah penghilangan unsure belerang.
f         Pengolahan terakhir “blending” pencampuran terhadap 22 bahan penambahan (zat aditif) untuk meningkatkan bilangan oktan antara lain tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol.




2.5        Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi
tetraethyllead (TEL)
Rumus molekul Pb (C2H5)4

2.6        Bensin
Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor yang dibentuk oleh n-heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18). Bilangan oktan n-heptana=0 dan bilangan oktan isooktana=100 berarti bensin mengandung 75% isooktana dan 25% n-heptana.
1.      Tetraethyllead (TEL), logam Pb yang dibebaskan dari pembakaran bensin.
2.      Methyl Tertier Butil Eter (MTBE), senyawa yang memiliki bilangan oktan 118 dan tidak mengandung logam timbal.
·         Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME)
·         Rumus molekul CHO C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)
·         Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
3.      Etanol, dengan bilangan oktan 123 zat adiktif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin.

2.7        Kegunaan Minyak Bumi
a         Bahan bakar gas
Ø  Liquifiend Natural Gas (LNG) disebut gas rawa terdiri dari  90% metana dan 10% etana
Ø  Liquifiend Petroleum Gas (LPG) terdiri dari propane (C3H8) dan butane (C4H10)
Bahan bakar gas digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industry.
b        Bahan bakar kendaraan bermotor
c         Minyak pelumas untuk lubrikasi mesin-mesin
d        Bahan pembuat sabun dan detergen
Kegunaan Residu:
ü  Paraffin dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin
ü  Aspal sebagai pengeras jalan raya
Digunakan sebagai bahan dasar industry petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1.      Olefin (alkena-alkena)
           Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena     (butilena) dan butadiena.
            CH2 = CH2                                                                    CH2 = CH – CH3
            Etilena                                                                         propilena
            CH3 – CH = CH – CH3                           CH2 = CH – CH = CH2
            Butilena                                                           butadiena
2.      Aromatika (benzena dan turunannya)
            Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan            xilena (C6H4 (CH3)2
3.      Gas Sintesis
            Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon            monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau           LPG melalui proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi stean reforming :    CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial :    2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)

Petrokimia dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:
1.      Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.
2.      PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
3.      Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.
                        Alkohol dibuat dari etilena
                        CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
         4. Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.
capture-20130217-155919
Petrokimia dari Aromatik
Bahan dasar aromatik adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana:
1.      Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik
2.      Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
3.      Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon
4.      Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).

Petrokimia dan gas-sinetik
Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:

1.      Amonia (NH3)
                        N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
            Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan       untuk membuat pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan          (NH4NO3); amonium nitrat.
  1. Urea [CO(NH2)2]
                        CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)
                        NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
  1. Metanol (CH3OH)
                        CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)
            Sebagian besar metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian           digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
  1. Formal dehida (HCHO)
                        CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)
            Formal dehida dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan   mengawetkan preparat biologi.
Naptha atau Petroleum eter digunakan sebagai pelarut dalam industri.
Kerosin (minyak tanah)
digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

2.8        Dampak Pembakaran Bahan Bakar Fosil
  1. Sumber Bahan Pencemaran
o   Pembakaran Tidak Sempurna
o   Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
o   Pengotor dalam Bahan Bakar
o   Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
o   Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
o   Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.


2.      Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
sebenarnya tidak berbahaya, tergolong gas rumah kaca sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.

b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.

d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.

e. Partikel Timah Hitam
      Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.

3.      Pengubah Katalitik
mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gasnitrogen.                             katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4.      Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5.      Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
            CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
                        Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.

a. Penyebab Hujan Asam
            SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
                        asam sulfit
            SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
                        asam sulfat
            2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
                        asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
            - Kerusakan Hutan
            - Kematian Biota Air
            - Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
            CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

c. Cara Menangani Hujan Asam
            - Menetralkan asam
            - Mengurangi emisi SO2
            - Mengurangi emisi oksida nitrogen




BAB III
PENUTUP

*      Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun

*      Saran
Karena minyak bumi pembentukannya lama, maka kita harus berhemat dalam pemanfaatannya agar minyak bumi itu tidak cepat habis dan penggunaan bensin atau bahan bakar haruslah diganti yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya.



 Daftar Pustaka
v  Buku kimia SMU kelas 1 (Sutresna, Drs. Nana; 1994; Ganesa Exact Bandung)
v  Chemistry 2A facil (Sutresna, Drs. Nana; 2014; Grafindo Media Pratama)
v  Modul kimia 2a (Teguh Pangawanto, S.Pd.; 2013; CV Graha Pustaka)

v  Buku KODING 

Komentar

Postingan populer dari blog ini