TUGAS
BOLOGI
(LAPORAN
FERMENTASI TAPE)
Nama Kelompok:
Ayu
Bunga Pradnya Nata Dewi (06)
Ayu
Ratih Pnarisraya (08)
Milla
Cahyaninggaluh (24)
Komang
Nizi Silvia (27)
Tasya
Pramiswari (35)
Kelas:
XII MIA 10
- Judul: PEMBUATAN TAPE KETAN
- Tujuan: Untuk mengetahui pembuatan tape ketan dan proses fermentasi alkohol melaluipembentukan tape.
- Landasan Teori
Tape merupakan makanan
fermentasi yang tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras ketan, atau dari
singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang
hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau
minuman alcohol. Pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Mikroorganisme yang
terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor
sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae,
dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus
sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam
menghasilkan tape.
Mikroorganisme dari
kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan
amilum menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida), proses
tersebut dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan mengubah
sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alcohol dan menyebabkan aroma
alkoholis pada tape. Semakin lama tape disimpan maka semakin kuat alkoholnya.
- Alat dan BahanPanci Beras KetanKompor RagiBaskom GulaSendok Daun pisangNampan AirPiring kecil
- Cara Kerja
- Cuci ½ kg beras ketan dengan air keran dua sampai tiga kali hingga air cucian terliahat bening.
- Rendam ketan + delapan jam.
- Nyalakan kompor dan tempatkan panci yang sudah berisi air secukupnya serta berisi saringan diatasnya.
- Tiriskan ketan yang sudah dicuci bersih.
- Tuangkan ketan ke dalam panci dan ratakan.
- Tutup panci dan tunggu 15 menit atau sampai setengah matang dengan api sedang.
- Setelah 15 menit, angkat ketan dan letakkan di dalam baskom.
- Tuangkan 200 ml air hangat dan aduk dengan rata, lalu tunggu hingga air meresap.
- Setelah air meresap, tuangkan ketan ke dalam panci dan kukus + 15 menit hingga matang.
- Setelah matang, angkat ketan dan tuangkan di atas nampan yang sudah berisi daun pisang.
- Ratakan permukaan ketan dan tunggu hingga ketan dingin.
- Hancurkan ½ ragi dengan sendok di atas piring kecil.
- Setelah ketan dingin, taburkan ragi dan tambahkan gula secukupnya.
- Bungkus ketan yang sudah ditambahkan ragi dan gula dengan daun pisang.
- Terakhir tape disimpan di dalam tempat tertutup (dalam lemari makan). Tunggu hingga tiga hari tape siap dihidangkan. J
- Data Pengamatan
- Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, ragi mengubah gula menjadi alkohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis, dan berbau alkohol.
- Reaksi fermentasi:Dijabarkan: Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) dibantu mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP).
- Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae, bakteri ini dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida. Dalam fermentasi tape ketan terlibat beberapa mikroorganisme perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi terasa manis dan menyebabkan tape ketan berubah menjadi alkohol karena adanya bakteri Actobakter aceti (mengubah alkohol menjadi asam asetat).
- Penambahan ragi pada tape akan mempercepat proses fermentasi.
- Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen, sehingga proses fermentasi pada ketan tertutup rapat agar lebih cepat dibandingkan dengan ketan yang terbuka. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alkohol yang dihasilkan. Semakin lama proses fermentasi semakin sempurna produk tape yang dihasilkan.
- KesimpulanDari percobaan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam proses pembuatan tape memerlukan perhitungan dan ketelitian dalam penambahan ragi, karena tape ketan yang kelebihan atau kekurangan ragi akan menghasilkan rasa yang tidak maksimal. Penyimpanan tape ketan di tempat tertutup tanpa oksigen selama proses fermentasi lebih cepat dibandingkan disimpan ditempat tertutup.
Komentar
Posting Komentar